Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Andai Kamu Tahu Rasanya Menjadi Aku

            Penantianku berujung disini. Saat aku berada di titik dimana aku bisa merasakan apa itu sebuah keikhlasan dan ketulusan. Saat dimana aku siap untuk menutup lembaran lamaku yang telah kusam dan lusuh. Aku berjalan, entah kemana. Berlari, entah mengejar apa. Mencari, entah apa. Langkahku diam penuh keyakinan.  Aku mengenalnya begitu singkat. Tak lama memang, itu karena aku tak ingin semua yang berjalan lama dapat basi begitu saja. Seperti makanan, basi lantas dibuang.  Aku meyakinkan diriku bahwa semua akan baik-baik saja. Sayang, belum semua keyakinan itu dapat menyatu dengan perasaanku. Ragu namun penuh keyakinan aku melangkah dan berharap seterusnya akan tetap seperti ini. Waktu tak habis-habisnya berganti. Detik menit jam hari berganti selaras dengan apa yang aku rasakan saat ini. Setiap pagi kamu menyapaku. Memberiku kabar dan selalu tak pernah lupa mengingatkanku untuk tetap selalu makan dan beribadah. Sedekat itukah keadaan kita saat ini? Entahlah aku belum

Enggan Beranjak Pergi

Waktu beredar terus, seakan akan tak kenyang-kenyangnya memakan hari bulan tahun. Dan malam ini dengan celana jeans lengkap dengan   kaos putih bertulis   chanel kesayanganku, aku menyusuri keramaian kota di bawah sorot lampu-lampu kuning yang menerangi sepanjang jalan disana. Jajaran para pedagang, pengamen, para remaja, anak-anak kecil yang sedang bermain dengan orang tuanya, atau bahkan sebuah keluargapun turut menikmati gemerlap kehidupan malam yang nampak terasa pekat ini.  Aku menarik nafas dalam. Tatapanku terfokus pada sosok laki-laki berbaju hitam di antara kerumunan orang yang sedang menyaksikan pertunjukan tari di sebelah kananku. Aku menatapnya tajam. Entah mengapa, sepertinya feeling ku mengatakan bahwa sosok itu adalah kamu. Iya kamu, yang dulu pernah menjadi yang terbaik dan selalu ada untukku. Memberi tempat ternyaman, meluangkan waktu untuk sebentar menyapaku dan menghiburku, melukis cerita indah dengan hal konyol yang kita lakukan sekalipun, atau bahkan sempat

Bangkit Bersama Bayangan Masa Lalu

Akhirnya aku menghentikan langkahku di persimpangan sudut kota. Dan mataku tertuju pada suatu kerumunan yang cukup menyita pertahatianku sejak aku menapakkan kaki di jalan ini. Ya, sebuah pertunjukkan musik sederhana yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa. Ada beberapa anak laki-laki yang menghasilkan suara gendangan dari galon yang mereka mainkan, ada juga yang memainkan alat musik sejenis rebana, ada yang bernyanyi, ada pula yang menghasilkan denting nyaring dari botol-botol kaca yang mereka pukul, dan tak ubahnya petikan gitar yang dimainkan oleh seorang laki-laki yang sepertinya terlihat tak asing bagiku.  Warna warni langit sore itu membuatku berjalan menjauhi kerumunan tadi dan langkahkupun terhenti pada sebuah bangku kosong di tengah taman kota yang tidak jauh dari pertunjukkan musik tadi. Anak-anak kecil yang bermain gelembung air dan para pedagang yang menjajakan dagangannyapun menjadi pemandangan yang sehari-hari aku jumpai di taman ini. Tiba-tiba aku tersentak kaget k

Sore Senja Itu

Entah apa yang aku fikir tentangmu selama ini salah atau benar. Berada di sebuah persimpangan dimana aku harus percaya denganmu atau aku harus mendengarkan berbagai suara-suara yang keluar dari mereka semua tentang baik ataupun buruknya tentangmu. Namun yang tak aku kira dari mereka adalah tidak sedikit dari mereka yang melontarkan berbagai macam pernyataan negatif tentang dirimu. Namun ku biarkan semua itu sekilas seperti angin lalu yang ku hiraukan begitu saja. Ku anggap remeh sekalipun hingga aku mempercayai apapun yang kau ceritakan kepadaku tentang betapa indahnya duniamu. Karena aku percaya kau sudah berubah tak seperti dulu selayaknya apa yang dikatakan mereka semua kepadaku. Kau menggenggam tanganku erat dan menatap mataku dengan pandangan yang cukup tajam. Ku balas tatapan hangat itu dengan sedikit keraguan. Namun keraguan itu entah tak tahu hilang begitu saja. Dan seakan hitam bola matamu benar-benar dapat meyakinkanku bahwa kau sudah berubah. Bukanlah kau yang dulu. Dan s

Sepenggal cerita tentang Dia. KANGEN

Awalnya semua baik-baik aja. Semua itu berubah semenjak dia dateng. Cuma gara-gara dia semuanya berantakan. Mungkin semua itu bisa dibikin simple sih, tapi sampe terlalu simplenya semua itu jadi gak akan pernah jadi simple. Iya, namanya KANGEN. Siapa sih yang gak kenal sama yang namanya kangen? Siapa juga sih yang belom pernah ngerasain yang namanya kangen? Pasti pada pernah kan? Kangen sama keluarga, kangen sama temen-temen, kangen sama sahabat kamu, bahkan kangen sama orang yang deket sama kamu. KANGEN. 6huruf yang mungkin bisa bikin seseorang jadi berubah, yaps berubah jadi lebih baik ataupun sebaliknya jadi makin berantakan. Mungkin simple banget buat ngucapin kata KANGEN pake mulut, tapi semua itu enggak bisa kalo cuma diucapin pake mulut. Kangen itu gak bakal ilang kan? Bahkan ada yang malah tambah berantakan. Enggak usah jauh-jauh sih, pengalamanku aja. Aku anak remaja 16tahun yang mungkin belom bisa ngatur emosi. Emosi yang kadang-kadang belom stabil dan mood yang bisa berant