Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

PTN VS PTS atau dimana tujuan kalian?

Saya adalah mahasiswa semester tiga di salah satu perguruan tinggi swasta di kota gudeg, Yogyakarta yaitu Universitas Islam Indonesia. Lantas mengapa memilih perguruan tinggi swasta justru bukan negeri? Satu jawaban yang tepat, karena nilai saya belum cukup untuk masuk ke perguruan tinggi dan program studi yang saya pilih yaitu akuntansi. Haha Mungkin kita tidak asing dengan sebutan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa yang disebut SNMPTN, atau barangkali Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang lebih dikenal SBMPTN yang dilakukan oleh negara bahkan Ujian Mandiri yang dilakukan oleh masing-masing perguruan tinggi bukan? Dan saya merupakan salah satu dari ribuan orang korban tulisan merah SNMPTN, SBMPTN bahkan hingga UM yang saya jalani. Namun apakah saat saya gagal di SNMPTN saya langsung menyerah? Tidak. Mungkin perasaan kecewa, down itu pasti ada, dan terutama perasaan iri dengan teman-teman lainnya yang dapat diterima PTN melalui jalur SNMPTN.

I Just Wanna Fly

Mungkin kamu pernah merasakan apa itu patah hati? Rasanya sakit bukan? Bahkan jika aku disuruh untuk memilih, aku tidak ingin merasakannya kembali. I just wanna fly, fly in love. Tapi sepertinya itu sukar terjadi karena kini aku sedang belajar, sukar rasanya bagiku untuk dapat berdiri tegak tanpa pernah terjatuh bahkan sampai berulang kali pun itu.  Namun sakit ini bukanlah soal patah hati melainkan mungkin lebih parah daripada itu. Seperti menunggu sebuah kapal di bandara, yang memang tidak akan pernah datang. Menunggu seseorang yang kita sayang dan kita cinta memang wajar, namun menunggu itu ada batasnya bukan? Apalagi harus menunggu seseorang yang kini hatinya entah dimana dan entah milik siapa … Kadang dalam hidup kita tidak diharapkan pada sebuah pilihan. Dalam hidup tidak ada jaminan untuk terus bahagia seperti burung-burung yang terbang itu yang dapat setiap saat mendadak melayang jatuh tidak pernah kembali ke sarangnya. Tapi untukku, waktu pernah mematahkan sayap-saya

So Much Love.

Hari ini adalah hari ke sembilan di awal tahun 2016. Tak terasa waktu berjalan semakin cepat tanpa perduli sedikitpun tentang apa yang kita inginkan dan hadapi. Hingga ia pun tidak mengijinkanku beranjak pergi sedikitpun dari tempat itu. Tempat yang dulu tertata sangatlah rapi untukku, namun kini itu bukan lagi teruntukku. Entah apa yang aku rasakan hingga aku tak bisa meninggalkan tempat itu. Setiap aku mampu perlahan untuk beranjak pergi, waktu selalu membawaku kembali ke tempat itu. Bahkan ia tak rela aku meninggalkannya walau hanya sebentar. Ia membawaku kembali ke tempat itu dan hanya membuatku merasa lebih tersiksa dan lebih terluka. Rasanya enggan sekali agar aku dapat melawan waktu. Aku tahu, sesuatu yang dilakukan dengan niat yang tidak sepenuhnya memang tidak menjanjikan bahwa hasilnya akan memuaskan pula seperti apa yang kita inginkan. Dan jika sekiranya diriku sendiri masih belum mampu, aku tidak akan lagi mencoba untuk memaksakan diriku sendiri untuk melakukan hal itu