I Just Wanna Fly



Mungkin kamu pernah merasakan apa itu patah hati? Rasanya sakit bukan? Bahkan jika aku disuruh untuk memilih, aku tidak ingin merasakannya kembali. I just wanna fly, fly in love. Tapi sepertinya itu sukar terjadi karena kini aku sedang belajar, sukar rasanya bagiku untuk dapat berdiri tegak tanpa pernah terjatuh bahkan sampai berulang kali pun itu. Namun sakit ini bukanlah soal patah hati melainkan mungkin lebih parah daripada itu. Seperti menunggu sebuah kapal di bandara, yang memang tidak akan pernah datang. Menunggu seseorang yang kita sayang dan kita cinta memang wajar, namun menunggu itu ada batasnya bukan? Apalagi harus menunggu seseorang yang kini hatinya entah dimana dan entah milik siapa …

Kadang dalam hidup kita tidak diharapkan pada sebuah pilihan. Dalam hidup tidak ada jaminan untuk terus bahagia seperti burung-burung yang terbang itu yang dapat setiap saat mendadak melayang jatuh tidak pernah kembali ke sarangnya. Tapi untukku, waktu pernah mematahkan sayap-sayapku dan waktu pula yang menyembuhkannya. Dan mengajarkanku untuk tidak menyerah (Malaikat Tanpa Sayap, 2012). Tapi tidak untuk kali ini. Waktu kembali mematahkan sayap-sayapku namun dia tidak menyembuhkan, justru malah memperparah keadaan.  Kuputuskan untuk menikmati suasana malam di daerah Malioboro titik nol untuk sejenak melawan keadaan. Aku tidak sendirian, malam ini aku bersama teman baikku yang sepertinya sedang merasakan hal yang sama denganku. Langkah kaki ini membawa kami ke sebuah kerumunan di pinggir jalan malioboro, kumpulan orang yang sedang memainkan alat music dengan alunan yang indah. Ku nikmati setiap dentuman alat music yang dimainkan hingga membawaku sejenak melupakan apa yang sedang aku rasakan. 
 
Hampir kurang lebih 3 jam kami berkeliling di sepanjang malioboro setelah menikmati alunan musik yang sangat indah dan menghangatkan badan kami dengan satu mangkok kecil wedang ronde, kami memutuskan untuk pulang. Aku menatap langi-langit kamarku, mencoba untuk mensugesti diriku sendiri bahwa aku bisa keluar dari zona ini. Bahkan jika aku akan terus seperti ini, sampai kapan aku mampu menjalaninya? Tentu jawabannya sangatlah fana. Mungkin banyak orang yang mengatakan kita harus mempunyai suatu kesibukan untuk melupakan sesuatu, namun itu tidak berlaku bagiku. Berjalanlah seperti air mengalir yang mengikuti arusnya. Tetaplah seperti itu dan jangan ada satupun yang dipaksakan, bahkan jangan pernah kamu merasa kesepian dalam diam.

Bagiku, diam adalah hal yang menjijikan karena dia dapat membawaku untuk berfikir bebas dan mengolah emosiku hingga entah tidak terarah sekalipun. Lantas apakah kita harus menyalahkan keadaan ini? Kadang kita berfikir Tuhan selalu memberi kita orang yang salah, tapi saat kita melakukan suatu kesalahan pasti Tuhan memberi kita orang yang benar untuk kita. Karena Tuhan sayang dengan kita (London Love Story, 2016) 

Siang dan malam berganti begitu cepat seakan terus meninggalkan ketidakpastian itu. Dimana kali ini untuk kesekian kalinya memilih itu bukanlah hal yang sangatlah mudah. Pagi ini adalah hari ke lima puluh tujuh di tahun 2016, sudah ku hitung semenjak aku memutuskan membuka lembaran baru namun aku gagal. Kaki ini membawaku melangkah menuju sebuah kolam renang tidak jauh dari tempat aku tinggal. Ingin sekali aku jatuhkan tubuh ini ke kolam renang sekarang juga agar semua pikiran yang ada di kepala seketika dapat hilang, atau agar kepala ini terasa lebih fresh mungkin. 

Terhitung kurang lebih 2 minggu setelah aku merasakan jatuh untuk yang kedua kalinya, ternyata benar Tuhan tidak selalu memberikan kita orang yang salah. Hal yang sangat diluar dugaan sekalipun itu, ternyata Tuhan datangkan untukku. Untuk menghiburku, untuk memberikanku sebuah motivasi dan memberikanku sedikit kenyamanan dan ketenangan. Bahkan Tuhan mendatangkan itu semua dari orang yang tidak pernah aku kira sebelumnya, sosok orang yang mungkin sering muncul di kehidupanku namun hanya sebatas lewat saja. Kita sering bertegur sapa memang, namun kali ini semua terasa berbeda berbalik 360 derajat. Walaupun demikian, aku tidak akan membuat semuanya berjalan begitu cepat. Aku tidak akan gegabah begitu saja, dan lantas terbang tinggi hingga lupa bahwa aku dapat terjatuh kembali kapan saja. Akan aku nikmati setiap alur dari cerita yang mulai  akan Engkau berikan untukku, meskipun itu lambat, pelan namun semoga ada sebuah harapan bahwa itu adalah kepastian. 

Akankah kali ini aku akan merasakan jatuh kembali dalam waktu yang cukup singkat Tuhan? Apapun yang Engkau berikan dan titipkan untukku, semoga dalam setiap alur ini memberikan pelajaran yang sangatlah berharga. Akan ku coba bagaimana sulitnya ikhlas meski tak rela. Aku akan berusaha memahami maksudMu walaupun tak sehati dengan apa pintaku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos Penyimpangan Mesir Kuno

Sore Senja Itu

Pohon Teraneh Di Dunia