PTN VS PTS atau dimana tujuan kalian?

Saya adalah mahasiswa semester tiga di salah satu perguruan tinggi swasta di kota gudeg, Yogyakarta yaitu Universitas Islam Indonesia. Lantas mengapa memilih perguruan tinggi swasta justru bukan negeri? Satu jawaban yang tepat, karena nilai saya belum cukup untuk masuk ke perguruan tinggi dan program studi yang saya pilih yaitu akuntansi. Haha

Mungkin kita tidak asing dengan sebutan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa yang disebut SNMPTN, atau barangkali Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang lebih dikenal SBMPTN yang dilakukan oleh negara bahkan Ujian Mandiri yang dilakukan oleh masing-masing perguruan tinggi bukan? Dan saya merupakan salah satu dari ribuan orang korban tulisan merah SNMPTN, SBMPTN bahkan hingga UM yang saya jalani.

Namun apakah saat saya gagal di SNMPTN saya langsung menyerah? Tidak. Mungkin perasaan kecewa, down itu pasti ada, dan terutama perasaan iri dengan teman-teman lainnya yang dapat diterima PTN melalui jalur SNMPTN. Ketika tiga teman dekat saya lolos SNMPTN, tidak dapat ditutupi bahwa perasaan iri itu pasti tetap ada walaupun kita merasa senang bahwa teman kita dapat diterima. Tapi kita harus bangkit karena semuanya tidak berhenti di titik tersebut, masih ada SBMPTN dan UM.

Hingga akhirnya untuk kedua kalinya lewat jalur SBMPTN saya tetap tidak bisa diterima di PTN yang saya inginkan tetap dengan program studi yang sama yaitu Akuntansi. Perasaan yang sama dengan sebelumnya tumbuh semakin besar. Kekecewaan dan kesedihan yang sangat besar kala itu menggeluti saya hingga hampir menyerah. Sementara di sisi lain, begitu banyaknya teman saya yang diterima melalui jalur tersebut dan salah satunya ada teman dekat saya yang diterima melalui jalur tersebut. Sempat berfikir bahwa saya adalah orang yang begitu bodoh karena saya tidak dapat lolos seleksi, tp tetap saja. Semua tidak berhenti disini.

Saya memutuskan hanya mengikuti 2 ujian mandiri yang dilakukan oleh universitas yang saya pilih yaitu UNDIP dan UNS. Dan untuk kesekian kalinya saya tetap mendapatkan tulisan merah haha. Akhirnya saya melakukan daftar ulang di UII, dan hingga saat ini Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Apakah saya malu berkuliah di perguruan tinggi swasta? Apa saya merasa minder dengan teman-teman saya yang kuliah di PTN? Dengan lantang saya akan menjawab iya namun itu pada awalnya. Mereka boleh bangga dengan PTN mereka, namun apakah saya tidak boleh bangga dengan PTS saya?

Mungkin menurut pandangan saya, masih banyak orang atau masyarakat yang berada di luar sana bahwa mereka masih memandang sebelah mata perguruan tinggi swasta (PTS). Saya percaya, ada pula orang yang tidak memandang sebelah mata PTS namun apakah kalian merasakan bagaimana dipandang sebelah mata? Selalu dibanding-bandingkan antara PTN dan PTS. Pada era sekarang ini saya merasa bahwa PTN dan PTS sebenarnya sama saja tentang mata kuliah yang diajarkan, memang tidak dapat dipungkiri pula bahwa PTS lebih mahal uang biayanya haha dan mungkin hanya terdapat beberapa perbedaan yang tidak begitu mencolok. Kecuali setiap kampus pasti mempunyai cara tersendiri untuk kegiatan perkuliahan dan berbagai event yang diadakan.

Orang sukses tidak selamanya berasal dari PTN, banyak juga orang sukses yang berasal dari PTS atau bahkan mereka bukan berasal dari keduanya namun berasal dari institusi lainnya dan saya tidak memungkiri hal itu. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah kita pilih dan apa yang kita siapkan untuk masa depan kita. Bagaimana usaha, niat dan doa kita agar selalu bisa menjalani semua itu dengan rasa penih percaya diri dan kemampuan yang cukup. Ada juga orang yang mempermasalahkan tentang almamater. Saya memang belum berhadapan dengan dunia pekerjaan yang mengungkit tentang almamater, tapi dari cerita yang saya dapatkan tentang hal tersebut, memang almamater juga berpengaruh dengan pekerjaan yang akan kalian ambil kelak. Berasal dari manakah anak ini, bagaimana profil latar belakang anak ini. Namun kita juga tidak dapat memastikan hal tersebut, karena yang mengetahui tentang hal itu hanya perusahaan yang bersangkutan.

Dan satu hal lagi, semua jangan berasal dari sebuat keterpaksaan. Banyak orang pula mengalami perbedaan pendapat dengan orang tua tentang kampus, jurusan bahkan apapun yang akan diambil anak tersebut. Coba yakinkan orang tua bahwa disitulah passion kamu berada, dan bila orang tua tetap menyuruhmu dengan apa yang telah dipilihkan orang tuamu maka sebaiknya kamu belajar untuk sabar dan ikhlas. Jalani saja dahulu jika memang orang tua kalian bersikeras tentang hal itu, namun sebaiknya dibicarakan dengan baik. Dan jika prodi yang kamu dapatkan tidak sesuai dengan keinginanmu, maka lebih baik dipikir-pikir kembali. Karena banyak kasus mogok kuliah atau berhenti kuliah di tengah jalan karena dia tidak nyaman pada apa yang telah mereka pilih. Dan jika kamu akhirnya memutuskan untuk menunda satu tahun atau menganggur sementara satu tahun dan akan mencobanya kembali tahun depan, kamu harus tau apa yang akan kamu lakukan pada saat satu tahun tersebut. Tidak ada salahnya untuk menunda satu tahun, asalkan kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dan kamu bertanggung jawab atas itu semua.

Okey. Untuk kalian yang hingga saat ini belum mendapatkan PTN atau bahkan belum mendapatkan kampus, jangan pernah menyerah hingga sampai kalian merasa lelah kalian sudah cukup. Bagi yang sudah mendapatkan kampus baik PTN atau PTS atau ikatan dinas bahkan institusi lainnya saya ucapkan selamat. Semoga disitulah jalan kalian sukses dan kalian bertanggung jawab dengan apa yang kalian pilih. Mendapatkan nilai yang memuaskan dan dapat jadi kebanggan orang tua dan lainnya. Semoga berhasil J



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos Penyimpangan Mesir Kuno

Sore Senja Itu

Pohon Teraneh Di Dunia