So Much Love.

Hari ini adalah hari ke sembilan di awal tahun 2016. Tak terasa waktu berjalan semakin cepat tanpa perduli sedikitpun tentang apa yang kita inginkan dan hadapi. Hingga ia pun tidak mengijinkanku beranjak pergi sedikitpun dari tempat itu. Tempat yang dulu tertata sangatlah rapi untukku, namun kini itu bukan lagi teruntukku. Entah apa yang aku rasakan hingga aku tak bisa meninggalkan tempat itu. Setiap aku mampu perlahan untuk beranjak pergi, waktu selalu membawaku kembali ke tempat itu. Bahkan ia tak rela aku meninggalkannya walau hanya sebentar. Ia membawaku kembali ke tempat itu dan hanya membuatku merasa lebih tersiksa dan lebih terluka.

Rasanya enggan sekali agar aku dapat melawan waktu. Aku tahu, sesuatu yang dilakukan dengan niat yang tidak sepenuhnya memang tidak menjanjikan bahwa hasilnya akan memuaskan pula seperti apa yang kita inginkan. Dan jika sekiranya diriku sendiri masih belum mampu, aku tidak akan lagi mencoba untuk memaksakan diriku sendiri untuk melakukan hal itu. Karena apa? Karena aku tahu, aku belum mampu untuk memaksakan hal yang tidak semestinya dipaksakan. Namun aku tidak dapat melawan rasaku yang entah aneh seperti ini. Aku mencoba mengalahkan egoku walaupun waktu terus menyempitkan nyaliku dengan berbagai macam cemoohan yang tak henti-hentinya muncul dan tertuju untukku. Memang mungkin awalnya niat mereka hanya bercanda dan mereka hanya ingin aku lekas pergi dari tempat itu, akan tetapi semua perkataan mereka cukup tidak mengenakkan untuk didengar. Walaupun aku sadar, mungkin sekarang adalah waktuku untuk benar-benar berkemas dan pergi dari kenyamanan itu.

Bintang yang sama tidak akan pernah datang untuk yang kedua kalinya. Tetapi ingatlah, Tuhan telah mendatangkan bintang indah itu untukku yang kedua kalinya. Dan akankah Tuhan memberikanku satu kesempatan lagi untuk mendatangkan bintang itu untukku? Entahlah aku tidak tahu itu. Dulu jika aku mendapat pertanyaan seperti itu, entah rasanya aku sangat yakin bahwa Tuhan akan memberikan bintang itu untukku lagi. Namun kini rasanya itu sangat mustahil untukku mengingat saat ini bintang itu tampak tidak lagi bersinar sendirian karena ada suatu bintang kecil berada di dekatnya. Dan itulah yang mengharuskanku untuk segera pergi dari tempat itu karena itu semua akan lebih terasa sia-sia dengan berjalannya waktu yang semakin cepat.

Kali ini aku harus bisa untuk tidak sedikitpun perduli tentang apapun yang berhubungan denganmu. Mengharuskan rasa acuh yang lebih besar daripada rasa perhatian sedikitpun. Bodohnya aku adalah masih memperdulikanmu yang bahkan enggan untuk menengok ke belakang sedikitpun walaupun hanya untuk bertegur sapa. Karena aku tahu, terlalu besar rasa benci dan kekecewaan yang menyelimuti berbagai cerita konyol yang pernah dilakukan. Cerita manis bahkan cerita pahit sedikitpun.

Aku tidak memutuskan untuk berdiam diri disini dengan waktu yang lama ataupun beranjak pergi. Entah aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini, aku hanya bisa berdiam diri dan menganggap semua berjalan normal apa adanya. Dan pastinya aku harus benar-benar membiarkan dan merelakan pelukan hangat yang sangat membuatku nyaman itu, kini dimiliki oleh orang lain yang mungkin bisa lebih membuatmu tertawa dan membuatmu nyaman tanpa rengekan-rengekan kecil yang dulu sering aku lakukan kepadamu. Dan tentang sikap manjaku dan sikap egoisku yang dulu sempat membuatmu tidak nyaman saat berada di dekatku.

Aku yang masih menyayangimu
29/09

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos Penyimpangan Mesir Kuno

Sore Senja Itu

Pohon Teraneh Di Dunia