[#Tentang Saya] - Roda Kehidupan Saya
Tentang saya.
Bagi kalian yang belum mengenal saya,
silahkan baca tulisan saya ini. Teruntuk kalian yang sudah mengenal saya, juga
silahkan baca tulisan saya ini hehe.
Malam
ini aku sedang berada di teras depan rumahku ditemani lagu-lagu yang aku play dari laptop kesayanganku ini.
Sekarang menunjukkan pukul 18.40 WIB dengan angin malam yang lumayan dingin,
izinkan aku menulis sedikit tentang diriku. Selamat membuang waktu untuk
membaca tulisanku!
Namaku
Asri Nur Septiani, biasa dipanggil asri atau asri(k). Lahir di kota kecil
bernama Magelang pada 29 September tahun 1997 pukul 01.00 dini hari. Aku anak pertama
dari dua bersaudara. Adikku laki-laki. Kini usianya sudah 17 tahun. Oiya! Kini
usiaku sudah memasuki kepala dua, usiaku 20 tahun lebih 7 bulan. Sekarang aku
sedang menempuh studi S1 di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota
Yogyakarta. Jurusan yang aku ambil adalah Ekonomi Akuntansi. Dulu teman-temanku
selalu bertanya kepadaku, mengapa aku tidak berkuliah di jurusan sastra
indonesia saja toh aku juga jago menulis kata mereka. Halah, aku bukan penulis
handal seperti Raditya Dika kataku. Menulis adalah hobiku yang mungkin sudah
aku tekuni semenjak aku menduduki bangku sekolah menengah, mungkin lebih tepatnya
saat aku berada di bangku kelas 3 SMP.
Aku
dilahirkan di sebuah keluarga yang mengerti dan menerapkan agama dengan sangat
baik, terlebih bapakku. Bisa dibilang agama beliau sangat kuat. Namun, kadang
aku merasa bersalah karena yaa perilakuku masih begini-begini saja. Tapi jangan
salah ya! Aku sudah semakin baik daripada dulu sewaktu di SMA. Maklumin saja, siapa
yang tidak mengenal kehidupan SMA bukan? Hehe… Btw aku adalah seorang yang
berhijab, ya walaupun aku baru memulainya semenjak kelas 3 SMA lalu. Eh aku
melupakan sesuatu! Aku adalah pedagang online
shop loh. Aku berjualan olshop dari
aku menginjak bangu SMA hingga saat ini kuliah (tp sewaktu kelas 3 SMA aku
libur dulu fokus UN wkwk). Lumayan lah ya bisa nambah uang jajan kita sendiri
tanpa membebani orang tua hehe. Dan yang lebih pentingnya lagi, aku dapat
menghargai uang. Terlebih saat aku dapat merasakan uang hasil usahaku sendiri,
satu kata untuk itu … Nikmat hehe. Ah sudah malah bercerita tentangku lagi!
Aku
memanggil orang tuaku dengan sebutan Bapak dan Ibu. Bapakku adalah seorang yang
cukup keras, dan mungkin bisa dibilang cukup emosian. Sedangkan ibu? Ya menurutku
hampir semua ibu sama, tegas tapi dalam hatinya lembut. Bapakku adalah seorang
wiraswasta peternak ayam potong dan ibu adalah seorang ibu rumah tangga. Stop! Jangan
dahulu berfikir bahwa aku berasal dari keluarga yang kaya karena bapakku adalah
seorang peternak ayam. Aku bukan berasal dari keluarga yang tajir melintir,
bukan haha. Tapi alhamdulillah semua berkecukupan. Tapi siapa yang tahu? Namanya
juga hidup, pasti ada jatuh dan bangun. Aku akan menceritakan sedikit mengenai
keluargaku, aku harap ceritaku ini dapat menjadi pembelajaran teruntuk siapapun kalian yang
membaca cerita ini. Bahwa bersyukur itu perlu.
(NB: Terserah kalian akan
berpendapat apa, karena saya tahu semua orang dapat berpendapat. Ini merupakan
sudut pandang saya dan pandangan saya)
Memasuki
usia yang beranjak dewasa pasti banyak sekali pelajaran hidup yang akan kita
dapat. Begitu pula dengan aku. Terlebih saat usiaku tepat memasuki angka 20
tahun. Rasanya hidup ini benar-benar sedang mengujiku. Baik berkaitan dengan lingkunganku,
kehidupan pribadiku, atau bahkan kehidupan di keluarga kecilku sendiri.
Hal
pertama. Sepeti yang aku katakan tadi, ayahku adalah seorang wiraswasta
peternak ayam. Sedangkan roda kehidupan pasti akan selalu berputar bukan? Aku pernah
merasakkan bagaimana hidup harus benar-benar berkecukupan. Semua berbau hemat
sampai-sampai uang jajanku terpotong. Aku tidak dapat berbuat apa-apa pada saat
itu, aku hanya pasrah dan terus berdoa bahwa semua akan segera berlalu. Saat itu
cuaca memang sedang pancaroba, bukan pancaroba biasa menurutku dan itu menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan beribu-ribu ekor ayam yang dipelihara oleh
bapak mati. Hingga akhirnya beliau mengalami kerugian yang rasaku cukup banyak,
mungkin hingga tidak berbalik modal sepertinya. Sedangkan saat itu aku harus
membayar uang SPP yang jumlahnya tidak sedikit dan uang kos. Kalau kamu jdi aku,
kamu mau apa hehe? Jangan bayangkan bagaimana rasanya jadi aku waktu itu. Doaku
saat itu hanya semua cepat berlalu dan semoga usaha bapak terus dilancarkan.
Hal
kedua. Apakah kamu pernah merasakan iri dengan apa yang teman-temanmu miliki? Atau
merasa iri dengan apa yang teman-temanmu peroleh dan alami?? Aku yakin kamu
pernah merasakannya. Sekarang aku tanya, bagaimana rasanya? Tidak bisa
digambarkan bukan?? Aku paham saat itu pasti ambisi sedang menggerogoti hati
kita. Itu yang kadang aku rasakan. Walaupun aku tau, kita tidak boleh merasa
iri dengan orang lain dan kita harus bersyukur dengan apa yang kita punya. Tapi
apaa?! Aku hanya anak 20 tahun yang masih labil! Yang terkadang dapat merasakan
teramat sangat bersyukur dan tiba-tiba merasakan sebaliknya. Aku mengakui,
bersyukur memang bukan perkara yang gampang. Kadang aku dapat merasakan amat
bersyukur apabila aku melihat (maaf) orang-orang yang menjajakan dagangannya
namun dagangannya sepi, saat aku melihat ada anak yang sudah harus membantu
orang tuanya berjualan di pasar dan masih banyak lagi. Disaat itulah aku dapat
bersyukur dan kemudian terenung sejenak. Namun aku hanya anak 20 tahun yang
sedang terus dan terus memahami apa itu hidup …
Mungkin
kalian bisa mendapatkan barang yang kalian inginkan secara mudah dan cepat
dengan uang orang tua kalian. Tinggal bilang kalian ingin apa dan beberapa hari
kemudian kalian akan mendapatkannya. Tapi itu tidak untuk aku. Sedari dulu aku
diajarkan bahwa jika ingin membeli sesuatu kita harus menabung, baru nanti
orang tuaku akan memberikan sedikit uang untuk tambahan. Itupun jika barang
yang kita inginkan adalah barang yang benar-benar urgent sedang dibutuhkan. Jika tidak? Tidak usah ditanya. Pasti orang
tuaku berkata “Masih ada hal yang lebih penting, ditunda dulu ya”. Hingga aku harus ikhlas untuk menunda membeli
barang tersebut dahulu. Satu hal lagi, aku adalah pemburu diskon dan pemburu
buy1 get1 wkwkk. Oiya sekali lagi aku tegaskan, ini adalah sudut pandang aku. Kalian
bebas berpendapat apapun, dan yang lebih penting disini aku tidak menyindir
seseorang sekalipun.
Tapi
saat ini, jujur aku bisa semakin belajar dari berbagai peristiwa yang aku
alami. Yang mungkin peristiwa-peristiwa itu tidak dapat aku jelaskan disini. Aku
memang anak baru 20 tahun yang belum banyak makan garam, anak yang masih labil
dan masih banyak kekurangannya. Pesanku untuk kalian yang membaca ini; bersyukurlah
dengan apa yang kalian punya saat ini. Setiap orang tua pasti memiliki
kapasitas masing-masing dan janganlah kamu mengeluh atas keadaan tersebut. Jangan
selalu melihat ke atas, sekali-kali boleh lah ya tengok ke bawah hehe :)
“ Hidup itu bukan perihal apa yang
berhasil kita dapat lantas yasudah. Hidup merupakan sebuah perjuangan menahan
diri kita masing-masing untuk menghadapi kejamnya zaman. Bagiku, hidup adalah
pembelajaran yang tidak pernah berujung. Bahagia atau tidak itu adalah pilihan
yang kalian pilih sendiri. Dirimu adalah apa yang kamu pikirkan. Kamu boleh
setuju atau tidak denganku.
Namun ingat, semua yang kita dapat tidak
mungkin tanpa campur tangan-Nya. Apapun yang Tuhan berikan, terserah itu sesuai
apa yang kita inginkan atau tidak … maka tetaplah bersyukur! Walaupun aku tahu,
bersyukur memang bukan perihal yang mudah”
Komentar
Posting Komentar